Kamis, 04 Januari 2018

Walikota di AS Ini Menyamar Menjadi Gelandangan untuk Memahami Kebutuhan Mereka yang Sesungguhnya. Hari Pertama Dia Diperingatkan, “Jangan Lepas Sandalmu!”

IGNIPLEX - Blogger Premium Template Simple and Clean

Kaum gelandangan di jalanan seringkali dianggap sebagai bom waktu ketertiban, namun kenyataannya banyak turis memiliki kesulitan sendiri.


Jika bisa, siapa yang tidak menginginkan tempat tinggal/rumah dan menjalani hidup yang stabil, tidak seperti anjing liar yang berkeliaran tidak menentu, dan didiskriminasi oleh dunia luar, dipandang hina.


Meski ada organisasi amal di masyarakat yang akan menyalurkan dana bantuan kepada gelandangan, tapi berapa banyak orang yang benar-benar mau memberi perhatian lebih kepada mereka?

Di Amerika Serikat, ada seorang walikota yang langsung menyamar sebagai gelandangan agar bisa lebih memahami perasaan dan kebutuhan kaum gelandangan.


Sang walikota mengalami sendiri kehidupan gelandangan selama 3 hari 2 malam.

Namun apa saja yang dipetik setelah terjun langsung sebagai gelandangan? Mari kita telusuri selengkapnya!

Salt Lake County, Utah yang terletak di sebelah barat Amerika Serikat, adalah salah satu daerah dengan hukum dan ketertiban yang baik di Amerika Serikat.

Namun, meski keamanannya baik, jalan-jalan di Salt Lake County masih banyak gelandangan yang yang tidak memiliki tempat tinggal tetap karena berbagai alasan.


Pemerintah daerah setempat juga secara teratur membantu para gelandangan ini.

Selain menyediakan pasokan makanan, mereka juga berharap dapat membantu kaum gelandangan ini bisa sesegera mungkin kembali ke kehidupan normal melalui berbagai konseling.

Ben McAdams, Walikota Salt Lake County, AS, memutuskan menyamar sebagai gelandangan dan menjalani kehidupan nyata untuk memberikan bantuan yang lebih efektif kepada mereka.


“Saya melakukan ini bukan untuk pencitraan dan propaganda tapi studi di lapangan tentang kehidupan nyata mereka sebelum mendirikan tempat penampungan baru,” kata Ben.

Pada hari pertama, ketika Ben berbaur dengan kelompok gelandangan, seseorang langsung mengenalinya sebagai “wajah/gelandangan baru”, dan memberinya dua nasihat.

Pertama adalah “Jangan melepas sandal” dan kedua “Jangan ke toilet setelah gelap!”

Pada malam pertama, Ben yang tidur di jalanan merasa tidak nyaman dan tidak aman.



Dia mengungkapkan bahwa dirinya berada dalam lingkungan yang sangat berantakan dan tidak bisa tidur, sehingga ia hanya tidur empat jam malam itu.

Setelah merasakan malam pertama, Ben mendapati ada sesuatu yang tidak beres, kenapa banyak gelandangan yang masih saja tidur di jalanan, padahal pemerintah menyediakan penampungan?

Dia bertanya kepada salah satu gelandangan dan mengatakan kepadanya, “Lebih baik tidur di jalan karena di penampungan banyak masalah kekerasan antar geng dan penyalahgunaan narkoba!”



Karena itu, malam berikutnya, Ben langsung ke tempat penampungan yang disediakan oleh pemerintah dan memang seperti yang dikatakan gelandangan itu.

Dia melihat banyak gelandangan yang berpesta narkoba secara terang-terangan di tempat penampungan umum!

Bau obat memenuhi seluruh ruang, dan sering berkelahi, bahkan Ben melihat dengan jelas kepala seorang pria dijambak oleh pria lain dan dibenturkan ke lantai.

Pengalamannya selama 3 hati 2 malam tentang kehidupan gelandangan, membuat Ben mengerti kebutuhan kaum gelandangan.



Dia menyadari bahwa sebagian besar gelandangan pusing mengenai tempat tinggalnya.

“Saya harus tidur dimana? Dimana saya harus mencari makanan?” kata Ben.

Sama sekali tidak ada waktu luang untuk bekerja atau mencari rumah, dan dia juga tahu maksud dibangunnya penampungan oleh pemerintah.

Tapi lingkungan yang keras sebaliknya justeru membuat gelandangan tidak mau mendekat.

Jadi prioritas pertamanya adalah memperbaiki lingkungan tempat penampungan.

Ia harap tempat penampungan yang baru, memungkinkan para gelandangan merasa memiliki “rumah”.



“Saya tahu 3 hari 2 malam itu bukanlah apa-apa, tapi itu membuat saya lebih tahu tentang situasi sebenarnya. Semoga di masa depan, para gelandangan tahu, jika terjadi sesuatu, saya mempunyai asuransi, saya punya keluarga, saya punya rumah, dan saya bisa mendapatkan bantuan jika menelepon,” kata Ben.


Terlepas dari apakah ada yang menganggap Ben hanya pencitraan, seseorang yang bersedia menjalani langsung kehidupan gelandangan itu adalah figur politik yang hebat.

Kta tidak akan tahu kebutuhan mereka jika tidak mengalaminya sendiri secara langsung.

Dia percaya bahwa melalui pengalaman ini, dia akan bisa memberikan bantuan yang baik kepada para gelandangan. (jhn/rp)

Sumber : erabaru.net
IGNIPLEX - Blogger Premium Template Minimalis Dua Kolom

BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA

Halaman Berikutnya


IGNIPLEX - Template Blogspot Simple Putih Dua Kolom